Rabu, 09 Juni 2010

Kejahatan perang tentara israel


 JAKARTA, KOMPAS.com — Para sukarelawan Indonesia dari Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina mengaku mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari pasukan komando Israel selama berada di kapal kemanusiaan Mavi Marmara dan di penjara Israel.
Hal ini misalnya disampaikan Hardjito Warno selaku sukarelawan Kispa kepada para wartawan seusai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/6/2010). "Bangsa Indonesia sungguh sangat dihinakan oleh tentara zionis," ujar Hardjito.
Dikisahkan, para tentara Israel sempat menayakan kebangsaan para sukarelawan Kispa. Begitu mengetahui mereka berasal dari Indonesia, tentara Israel langsung meludah. "Sedangkan relawan di sebelah saya, begitu dia mengatakan dari Britain, tentara Israel langsung memperlakukan secara khusus," ujar Hardjito.
Hardjito juga mengaku sempat diborgol oleh tentara Israel sejak penyerbuan yang dilakukan pada 31 Mei subuh. "Kami duduk berhimpitan. Tentara zionis dengan senjata lengkap dan membawa anjing besar berjaga di belakang kami. Kami tidak diizinkan ke toilet. Ada sukarelawan sepuh yang terpaksa buang air kecil di botol," ujarnya.
Sementara itu, Yasin pun sempat berkisah mengenai pengalamannya ketika berada di sebuah penjara di Israel. Dia ditempatkan dalam satu sel bersama banyak sukarelawan Mavi Marmara. Mereka pun tidak diizinkan berkomunikasi banyak dengan sesama sukarelawan.
Menurut Yasin, setiap sel hanya diberikan satu bolpoin. Satu-satunya cara para relawan berkomunikasi dengan dunia luar adalah dengan menulis surat di atas kertas bungkus sabun atau odol. "Surat itu kami titip ke utusan negara lain yang menjenguk kami. Kami meminta utusan itu untuk mengirimkan isi surat itu melalui e-mail ke keluarga di Tanah Air," ujar Yasin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar